Sabang
“hi?”
Prabu menyapa begitu Selene masuk kedalam mobilnya.
hari ini Selene ada bimbingan di kampus, jadi sengaja dia meminta Prabu untuk menjemput karena memang sudah lima hari mereka gak ketemu sama sekali.
tapi Prabu heran, Selene keliatan bete waktu masuk mobil.
“you okay, Selene?” tanya Prabu sambil memasangkan safety bealt kepada Selene karena cewek itu sedari tadi hanya terdiam.
“gak papa, aku laper. mau antar ke Sabang dulu gak? pengen makan soto disana.”
Prabu tersenyum lalu mengelus rambut Selene.
“alright, i'll take you there. tapi emang jam segini tempatnya udah buka?”
“gak tau, kita gak usah lewat tol aja biar lamaan di jalan.” Selene melirik Prabu lalu memilih untuk memainkan handphonenya.
Prabu hanya mengelus rambut Selene kembali sebelum melajukan mobilnya. kayaknya mood Selene lagi gak bagus hari ini, jadi Prabu lebih baik memberi Selene space untuk dirinya sendiri.
jam menunjukan pukul tujuh sesampainya mereka di Sabang. di jalan tadi benar-benar macet karena bersamaan dengan waktu jam pulang kerja.
“kamu udah pernah makan disini belum?” tanya Selene.
mereka berjalan kaki menyusuri jalan Sabang, karena kalau pakai mobil tidak memungkinkan mengingat betapa ramainya Sabang.
Prabu merangkul pinggang Selene lalu membawa gadis itu mendekat padanya.
“belum. kamu mau makan apa?”
“soto pak gendut. kamu makan ceker gak? kalau gak, bisa pake ayam atau daging sapi sih. tapi lebih enak ceker sumpah kamu harus coba. aku aja awalnya makan yang ayam doang, tapi waktu itu ngicip punya Aheng ternyata yang ceker enak banget.”
Prabu hanya tersenyum dengan mata yang tertuju pada Selene saat gadi itu berceloteh.
“i wish i could kiss you right now.” bisik Prabu di telinga Selene.
Selene yang terkejut langsung mencubit perut Prabu. “apa deh flirty banget.”
sesampainya mereka di tempat makan, Selene langsung memesan soto ceker ayam dua. karena tadi Prabu bilang dia mau ngerasain gimana enaknya soto ceker yang Selene maksud.
terjadi keheningan diantara mereka selama keduanya makan. karena Selene sendiri seru banget makan cekernya.
“ewnwak gwak?” tanya Selene dengan mulutnya yang masih penuh dengan makanan.
“telan dulu, sayang.” Prabu mengusap sudut bibir Selene yang terdapat kuah soto. “enak kok.”
setelah keduanya selesai makan mereka tidak langsung pulang karena Selene berkata ingin makan crepes yang berada di warung soto pak gendut.
selagi Selene sibuk dengan crepesnya, Prabu membalas beberapa chat dari rekan kerjanya. setelah itu ia lalu memusatkan perhatiannya pada Selene.
“much better?” tanya Prabu.
“iya. aduh maaf ya kamu jadi kena deh tadi.”
“gak papa. mind to share gak? kamu lagi sebel sama dosen pembimbing kamu?” tanya Prabu.
Selene hanya menggeleng, ia masih tidak mampu membicarakan hal ini sebenarnya.
dan untung saja Prabu mengerti. “alright it's okay baby, you don't have too. but kalau mau cerita i'm all ears for you.”
Selene tersenyum. “makasih ya.”
“my pleasure, sayang.”
“pulang gak? aku capek banget.”
“kamu nginep?”
“boleh?”
“apart aku kamarnya ada 2 kok, Sel.”
“emang ga boleh kalau tidur ya sekamar?”
Prabu terdiam lalu tersenyum. ia tidak menjawab apapun, hanya menarik tangan Selene untuk segera pulang ke apartmennya.