Seasonal Taste
Prabu hanya terdiam menatap Selene yang masih lalu lalang bersiap-siap untuk ke Seasonal Taste.
“tolong,” ucap Selene menghampiri Prabu.
posisi gadis itu sedang membelakangi Prabu, meminta tolong Prabu untuk menaikkan resleting dress yang ia kenakan.
“you have little mole.” ucap Prabu tidak langsung meresleting dress Selene. laki-laki itu malah sibuk memandangi punggung Selene.
“oh ya? dimana?”
“boleh?” Prabu balik bertanya pada Selene, meminta izin gadis itu.
Selene hanya mengangguk sebagai jawaban yang mana membuat Prabu membawa tangannya ke arah bagian pundak belakang Selene.
“here, look so cute.” ucap Prabu dengan seringai yang menghiasi wajahnya.
setelah itu Prabu langsung menaikkan resleting dress tersebut. setelah selesai Selene kembali masuk kedalam kamarnya untuk mengambil tas yang akan ia bawa.
“sayang.” panggil Prabu dari ruang santai.
“kenapa?” Selene bertanya sembari menghampiri laki-laki itu yang masih terduduk manis di sofa.
“gak papa kan ketemu Javier? sorry aku lupa nanya ini, kalau kamu gak nyaman biar aku batalin.”
Selene mendudukkan dirinya di samping Prabu. gadis itu lalu membawa tangannya ke lengan baju Prabu.
Prabu tersenyum melihat Selene yang kini menggulung lengan bajunya sampai sebatas siku. sebenarnya yang begini tuh biasa aja, cuma gak tahu kenapa kalau Selene yang ngelakuin rasanya dada Prabu sesak banget.
“it's okay, as long as i'm with you.”
Prabu tersenyum mendengar jawaban dari Selene. ia mencuri satu ciuman di bibir gadis itu lalu berdiri dan mengajak Selene untuk langsung pergi sekarang.
setelah sampai mereka di Seasonal Taste, ternyata Javier dan Hera lebih dulu berada disana.
mendadak Selene merasa sangat gugup karena mendapati Javier kini tengah menatapnya dengan tajam. Prabu yang merasakan perubahan dalam sikap Selene langsung merangkul pinggang Selene dan berbisik pada gadis itu.
“it's okay, i'm here.”
Prabu menuntun Selene sampai akhirnya mereka mendudukkan diri di hadapan Hera dan Javier.
Selene menarik nafas lalu mencoba tersenyum saat Javier masih menatapnya dengan tajam. tangan Prabu kini berpindah untuk menggenggam erat tangan Selene.
“hi.” sapa Selene pada Javier. “udah pesan?”
Javier hanya menggeleng pelan. sementara Hera dan Prabu hanya terdiam melihat keduanya. Prabu sih gak usah ditanya ya, dia males banget kalau harus ngajak Hera ngobrol.
Selene lalu mengalihkan tatapannya kepada Prabu. seakan mengerti apa yang di maksud oleh Selene lewat tatapannya, laki-laki itu langsung menyodorkan buku menu kepada Selene.
“samain aja sama kamu maksud aku.” kata Selene yang membuat Prabu mengangguk mengerti.
Prabu lalu menatap Hera di hadapannya. “pesen aja.”
setelah mereka selesai memesan makanan, Prabu membuka pembicaraan.
“first of all-”
Selene menyikut perut Prabu yang mana membuat laki-laki itu langsung menatapnya.
“apa?” tanya Prabu heran.
“kaku banget kayak mau pidato.” Selene mendengus, ia lalu menatap Javier dan Hera secara bergantian. “apa kabar kalian?”
“great,” jawab Javier singkat yang akhirnya menunjukkan senyumnya.
sedangkan Hera hanya terdiam yang mana membuat Prabu sedikit heran.
“maaf ya udah ganggu kalian.” lanjut Selene. “gua cuma mau ngelurusin beberapa hal aja disini.”
Javier dan Hera hanya terdiam menyimak Selene, sedangkan Prabu kini tengah menatap kekasihnya dengan bangga walaupun dapat Prabu rasakan tangan Selene mulai dingin karena gugup.
“yes, gua pacaran sama Prabu and i'm happy with that. there's no but to loving him. jadi gua mohon banget entah Javier atau Hera, tolong jangan buang waktu kalian buat ngirim hate speech buat gua.
dan buat Javier, maaf ya. there's no second chance for you. sorry juga kalau gua ada salah kata dalam nanggepin semua chat lu. i'm happy now, jadi gua harap lu juga bisa nemuin kebahagiaan lu.”
Javier hanya terdiam, ia lalu menghela nafas sebelum menanggapi perkataan Selene.
“gua juga minta maaf atas segala yang gua lakuin ke lu, semuanya. i'm glad you're happy with him now, you deserves that.” ucap Javier.
terjadi keheningan beberapa saat sampai akhirnya Prabu kembali berbicara.
“i thought you have something to explain.” ucap Prabu kepada Hera.
Hera mengernyitkan dahinya heran. “gak ada, semua udah clear kan? kamu juga mau aku minta maaf ke Selene?”
“oh, no. jangan pura-pura bodoh. atau mau saya yang ngingetin kamu soal hate speech yang kamu kirim ke base kampus buat Selene?”
Hera membulatkan matanya, kentara dia terkejut setelah mendengar omongan Prabu.
“i'm not.” elak Hera.
“it's okay.” sela Selene sambil mengelus lengan Prabu karena laki-laki tersebut terlihat emosi sekarang.
“no, it's not. Agatha, listen, saya gak papa kalau mungkin yang kamu fitnah itu saya sendiri. tapi kalau itu Selene, jangan kamu kira saya bisa diem aja ya. you know me, i'm not gonna let anyone else offend Selene.”
Selene menepuk bahu Prabu mengisyaratkan laki-laki itu untuk diam sesaat karena Selene ingin bicara.
“i know it's you,” ucap Selene. “admin base kan Lucas sama Tiara, they told me kalau itu lu. gua awalnya mau confront lu secara langsung, tapi kayaknya gak berguna banget. gua tau lu cuma lagi di tahap gak terima Prabu ninggalin lu, tapi you must accept that fact. we love each other, Hera. so please, stop act like that. gua gak papa lu gituin gua, tapi Prabu mungkin ga suka. dan karena itu juga gua jadi gak suka lu begitu ke gua, karena lu bikin Prabu harus buang-buang waktu untuk ngurus hal gak berguna begini.” jelas Selene.
penjelasan Selene membuat Prabu dan Javier tersenyum. sementara Hera hanya terdiam dan kepalanya menunduk secara perlahan.
“you got it, Agatha?” tanya Prabu.