Stay Away
Giandra tersenyum simpul begitu netranya mendapati Kayana sedang berjalan sendirian kearahnya. Cewek itu mungkin tidak menyadari kehadirannya karena sedari tadi tatapannya jatuh kepada handphone yang berada di tangan cewek itu.
Dan benar saja, saat mendapati Giandra yang sedang makan siomay yang barusan ia beli, Kayana langsung balik badan memutar arah.
Giandra dengan sigap berdiri dan mengejar cewek itu. Begitu Giandra berhasil menyamakan langkahnya dengan Kayana, cowok itu tersenyum simpul.
“Gak jadi beli siomay nya?”
“Gak pengen beli siomay.”
“Terus sekarang mau kemana?”
“Apa deh? Kepo banget.”
Giandra terkekeh. Cowok itu berjalan cepat lalu dengan tangkas merentangkan tangannya di hadapan Kayana, menghadang cewek itu agar berhenti berjalan.
“Gue denger lo naksir sama adek gue.”
Kayana melotot begitu mendengar perkataan Giandra. Tahu darimana cowok itu kalau Kayana naksir dengan Gathra.
“Got you.” Giandra tersenyum menyebalkan. “Lo tuh kebaca banget, tau gak sih, Kay?”
Kayana mendengus sebal. Ia lalu memasukkan handphonenya kedalam saku celananya.
“Lo tuh siapa deh? Tiba-tiba sok tau soal gue begini.”
Giandra dengan santai memakan siomay miliknya. Mengunyah siomay tersebut sebelum menjawab pertanyaan Kayana.
“Giandra Edriel Sastragala. Kurang jelas apa lagi? Komdis lo waktu ospek kemaren. Gak usah pura-pura gak tau deh.”
Jawaban dari Giandra sangat tidak terduga. Kayana hanya bisa menatap cowok itu tidak percaya. Sumpah deh, kalau harus ada orang yang harus Kayana jauhi, pasti Giandra orangnya.
“Tuh liat tuh,” Giandra menunjuk satu titik membuat Kayana ikut memandang kearah yang Giandra tunjuk.
Ternyata yang Giandra maksud adalah Gathra yang sedang duduk berdua dengan Grace, teman sekelas Kayana.
“Tuh cowok yang lo taksir lagi haha hihi sama cewek lain.”
Kayana tidak menjawab. Ia lalu melewati Giandra begitu saja, namu Giandra tida tinggal diam. Cowok itu turut berjalan beriringan dengan Kayana. Masih dengan siomay di tangan dan di dalam mulutnya.
“Lo tuh sadar gak sih kalau lagi sama Gathra jadi kayak kucing yang habis di kasih whiskas?”
Kayana melirik sinis kearah Giandra. “Maksud lo apa ngomong begitu?”
“Keliatan banget naksirnya. Tanya aja sama satu kampus, sekali liat juga mereka bakal tau kalau lo naksir Gathra.” kata Giandra sedikit hiperbola.
Kayana berhenti berjalan. Cewek itu tiba-tiba berjongkok membuat Giandra sedikit panik dan langsung memegang lengan Kayana yang mana langsung di tepis oleh cewek itu.
“Kenapa? Lo sakit hati sampai mau pingsan?”
“Lebay banget.”
Giandra lalu memberikan air mineral yang memang selalu ia bawa di dalam tasnya. Tahu kalau cewek itu sedang merasa gerah dan kehausan, dilihat dari ekspresinya.
Karena air mineral yang ia ulurkan tidak kunjung di terima oleh Kayana, Giandra berdecak sebal.
“Yaelah, gak gue racunin.” kata Giandra.
Bukannya menerima, Kayana malah berdiri dan lanjut berjalan menjauhi Giandra.
“Jangan ikutin gue.” Kata Kayana saat mendapati Giandra ikut berjalan di sampingnya.
Cowok itu masih dengan santainya berjalan di sisi Kayana sambil mengunyah siomay.
“Gue bilang jangan ngikutin gue!” Kayana berseru geram.
“Gue gak ngikutin lo.” Giandra mengangkat bahunya. “Gua mau ke kelas.”
Dapat Giandra lihat kalau wajah Kayana bersemu merah. Cowok itu lantas terkekeh lalu jalan mendahului Kayana. Setelah beberapa langkah di depan Kayana cowok itu lantas berhenti dan membalikkan badannya.
“Jangan naksir Gathra.” kata Giandra lalu memasukkan kembali siomay kedalam mulutnya. “Mending sama gue.” kata cowok itu tersenyum simpul lalu kembali melangkahkan kakinya.
Kayana mendengus sebal. Giandra benar-benar jenis cowok yang harus Kayana hindari kalau ia menginginkan hidup yang damai.